Bukanlah Sekarung Semen atau Sekeping Besi dalam Hegemoni Industri
Rencana demi rencana disusun secara bersistematika, terukur, dan realistis
Rencana kemudian dieksekusi secara matang, ideal, memiliki nilai dan bercita rasa
Hingga tiba waktunya untuk berkontribusi dan berbagi terhadap humanity
Berangkat dari keingintahuan yang besar, bagaimana jadinya jika buku-buku novel, cerpen & puisi diterjemahkan menjadi karya audio-visual yang bersifat pluralis & inklusif, agar bisa dinikmati oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, tanpa mesti menjadi segmented & eksklusif.
Dilahirkan oleh ibu bumi, ditumbuhkan cahaya matahari, dibesarkan oleh cita-cita, asa, dan saujana. Lalu menyusun tangga satu demi satu karena melompat bukanlah pilihan. Mencoba sekuatnya menggapai langit agar bisa bersama hujan jatuh kembali ke bumi menumbuhkan padi-padi, mengairi sungai-sungai, membesarkan ikan-ikan, kemudian kembali menjadi kabut yang kelak akan bersenyawa dengan kengerian akan luput dan rasa takut kepada yang mempunyai akun Kun Faya Kun.
Hati dan pikiranpun mesti dikonservasi agar empati tidak menjadi langka dan kemudian punah secara genetika sehingga kita menjadi manusia yang hanya sekedar tersusun dari kode biner belaka
Sudah tiba waktunya bagi siapa saja untuk kembali menjadi manusia. Bukan lagi segmentasi anatomi, biologi, fisika maupun matematika.
